Jurnal penyesuaian merupakan proses akuntansi yang penting untuk mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada perusahaan sepanjang periode akuntansi. Untuk perusahaan kecil menengah, jurnal penyesuaian dapat menjadi hal yang cukup rumit jika tidak dilakukan dengan benar. Namun, dengan contoh jurnal penyesuaian yang sederhana, perusahaan kecil menengah dapat dengan mudah memahami dan mengaplikasikan konsep tersebut.
Salah satu contoh jurnal penyesuaian yang sederhana adalah pencatatan pendapatan yang masih harus diterima. Misalnya, perusahaan XYZ telah melakukan penjualan barang senilai Rp 10.000.000, namun pelanggan masih harus membayar sebesar Rp 5.000.000. Jurnal penyesuaian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Debit: Piutang Usaha (akun aset)
Kredit: Pendapatan Usaha (akun pendapatan)
Dengan melakukan jurnal penyesuaian tersebut, perusahaan XYZ dapat mencatat dengan benar pendapatan yang masih harus diterima, sehingga laporan keuangan mereka menjadi lebih akurat.
Selain itu, contoh jurnal penyesuaian yang sederhana lainnya adalah pencatatan penyusutan aset tetap. Misalnya, perusahaan XYZ memiliki mesin produksi senilai Rp 50.000.000 dan masa manfaatnya selama 5 tahun. Jurnal penyesuaian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Debit: Biaya Penyusutan Mesin (akun biaya)
Kredit: Akumulasi Penyusutan Mesin (akun akumulasi)
Dengan melakukan jurnal penyesuaian tersebut, perusahaan XYZ dapat mencatat dengan benar biaya penyusutan aset tetap mereka, sehingga laporan keuangan mereka menjadi lebih akurat.
Dalam melakukan jurnal penyesuaian, perusahaan kecil menengah sebaiknya mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia. Dengan memahami dan mengaplikasikan contoh jurnal penyesuaian yang sederhana, perusahaan kecil menengah dapat menjaga keseimbangan keuangan mereka dan meningkatkan keberlanjutan bisnis mereka.
Referensi:
1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) – www.iaiglobal.or.id
2. Akuntansi Keuangan Menengah – Soemarsono, A. et al. (2018). Gramedia Pustaka Utama.
